Alat Musik Sumatra Selatan
Alat Musik

Alat Musik Sumatra Selatan yang Wajib Kamu Tahu

Pernahkah kamu mendengar suara alat musik tradisional yang langsung membuatmu merinding karena nuansa magisnya? Ya, Sumatra Selatan punya koleksi alat musik yang bukan hanya unik, tapi juga sarat makna budaya. Layaknya suara alam yang diabadikan dalam bentuk alat, warisan ini bukan sekadar hiburan, tapi jati diri masyarakat.

Artikel ini akan mengajak kamu menjelajahi dunia alat musik Sumatra Selatan. Kita akan membahas jenis, fungsi, hingga kisah di balik nada-nada tradisional yang mewarnai kehidupan masyarakat Sumsel sejak zaman dahulu.


Daftar Isi

Sr# Headings
1 Asal-usul Alat Musik Tradisional Sumsel
2 Peran Alat Musik dalam Budaya Sumatra Selatan
3 Gendang Melayu: Irama Kehidupan di Palembang
4 Terbangan: Musik Religius dari Komunitas Pesantren
5 Gambus: Petikan Nada Timur Tengah di Sumsel
6 Kenong Basemah: Suara Dari Tanah Dingin Pagar Alam
7 Serunai: Sang Peniup Emosi
8 Rebab: Alunan Sendu dari Gesekan Senar
9 Alat Musik Besemah Lainnya
10 Fungsi Sosial dan Upacara
11 Proses Pembuatan Alat Musik Tradisional
12 Bahan yang Digunakan: Dari Alam untuk Alam
13 Perbandingan dengan Alat Musik Daerah Lain
14 Upaya Pelestarian oleh Generasi Muda
15 Kesimpulan: Nada-Nada yang Tak Boleh Hilang

1. Asal-usul Alat Musik Tradisional Sumsel

Alat musik Sumatra Selatan berkembang dari kebutuhan spiritual dan sosial masyarakat. Dalam kerajaan Sriwijaya, musik digunakan sebagai pengiring upacara keagamaan hingga hiburan bangsawan. Dari sanalah alat-alat ini mulai berkembang menjadi bagian penting dari identitas budaya.


2. Peran Alat Musik dalam Budaya Sumatra Selatan

Musik bukan hanya untuk didengar—di Sumsel, musik adalah sarana komunikasi emosional dan spiritual. Dalam pernikahan, khitanan, hingga ritual tolak bala, selalu ada alat musik yang mengiringi. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, musik hadir sebagai teman bertani atau berdagang.


3. Gendang Melayu: Irama Kehidupan di Palembang

Gendang Melayu adalah salah satu alat musik paling populer di Sumsel. Terbuat dari kayu dan kulit kambing, gendang ini menghasilkan ritme dinamis yang digunakan dalam tari-tarian tradisional dan pertunjukan lenong.

Gendang sering dimainkan berpasangan: satu sebagai pengatur tempo, satu lagi sebagai aksen. Kalau diibaratkan dalam kehidupan, gendang itu seperti detak jantung yang menyelaraskan gerak tubuh.


4. Terbangan: Musik Religius dari Komunitas Pesantren

Terbangan adalah alat musik sejenis rebana besar yang dimainkan dalam grup. Biasanya dipakai dalam acara Maulid Nabi atau selawat. Nadanya menggetarkan dan sering kali dibarengi dengan lantunan puji-pujian.

Alat ini sangat erat kaitannya dengan penyebaran Islam di Sumatra Selatan, terutama melalui jalur pesantren tradisional.


5. Gambus: Petikan Nada Timur Tengah di Sumsel

Gambus adalah alat musik petik mirip gitar, tetapi dengan suara lebih tajam dan khas. Awalnya berasal dari Arab, namun kini sudah berbaur menjadi bagian dari budaya musik Palembang.

Gambus sering digunakan untuk mengiringi lagu-lagu Melayu atau zikir. Nada-nadanya bisa menghipnotis, seperti angin padang pasir yang menyelinap lewat celah-celah dinding rumah kayu.


6. Kenong Basemah: Suara Dari Tanah Dingin Pagar Alam

Kenong Basemah adalah alat musik khas dari suku Basemah, Pagar Alam. Bentuknya menyerupai gong kecil yang disusun berjajar dan dimainkan dengan cara dipukul.

Instrumen ini biasanya menjadi bagian dari ansambel musik tradisional untuk mengiringi tarian adat. Suaranya tajam dan berkesan megah, cocok untuk acara-acara seremonial.


7. Serunai: Sang Peniup Emosi

Bayangkan suling, tapi dengan suara yang lebih ekspresif. Itulah Serunai, alat musik tiup tradisional yang sering dipakai untuk mengiringi upacara adat dan tari tradisional seperti Tari Tanggai.

Serunai dapat menciptakan suasana haru, riang, bahkan magis tergantung siapa yang meniupnya. Instrumen ini seperti suara hati yang diwujudkan dalam bentuk nada.


8. Rebab: Alunan Sendu dari Gesekan Senar

Rebab merupakan alat musik gesek dengan satu atau dua senar. Walau bentuknya sederhana, suara yang dihasilkannya sangat menyayat hati, cocok untuk mengiringi syair-syair lama.

Biasanya digunakan dalam pertunjukan sastra lisan atau drama tradisional. Rebab adalah simbol kesedihan, nostalgia, dan cinta tak sampai.


9. Alat Musik Besemah Lainnya

Selain kenong dan rebab, masyarakat Besemah juga mengenal alat musik seperti:

  • Tumbuk Tumbuk: semacam alat perkusi bambu

  • Gong kecil: digunakan dalam ritual panen

  • Saluang kecil: versi lokal dari seruling

Semua alat ini dibuat dengan kearifan lokal, menggunakan bahan yang tersedia di alam sekitar.


10. Fungsi Sosial dan Upacara

Alat musik Sumsel tidak hanya sebagai hiburan. Mereka punya tempat istimewa dalam upacara adat seperti:

  • Pernikahan Adat Palembang

  • Tari Gending Sriwijaya

  • Ritual Sedekah Bumi

  • Penyambutan Tamu Agung

Tanpa musik, acara-acara ini terasa hambar. Seperti makan pempek tanpa cuko—kurang greget!


11. Proses Pembuatan Alat Musik Tradisional

Pembuatan alat musik dilakukan dengan penuh ketelitian. Tukang pembuat biasanya mewarisi ilmu ini secara turun-temurun.

Contohnya:

  • Kayu pilihan direndam dulu agar kuat

  • Kulit hewan dijemur dan dibentangkan dengan teknik tertentu

  • Nada diatur dengan intuisi dan telinga, bukan alat ukur modern


12. Bahan yang Digunakan: Dari Alam untuk Alam

Umumnya, alat musik ini menggunakan bahan-bahan alami:

  • Kayu: dari pohon nangka, kelapa, atau cempedak

  • Kulit: kambing atau sapi

  • Bambu: untuk suling dan tumbuk

  • Logam: seperti kuningan untuk gong dan kenong

Ini menunjukkan betapa masyarakat Sumsel hidup harmonis dengan alam.


13. Perbandingan dengan Alat Musik Daerah Lain

Jika dibandingkan dengan alat musik dari daerah lain:

  • Gendang Melayu mirip kendang Jawa, tapi ritmenya lebih cepat

  • Rebab Sumsel lebih ramping dari versi Jawa

  • Kenong Basemah lebih kecil dibanding gamelan Bali

Uniknya, setiap alat punya aksen dan identitas sendiri.


14. Upaya Pelestarian oleh Generasi Muda

Di era digital ini, alat musik tradisional memang mulai tersisih. Tapi jangan khawatir—banyak komunitas muda yang mulai bangkit:

  • Workshop alat musik di sekolah

  • Festival budaya tahunan di Palembang dan Lahat

  • Kolaborasi musik tradisional dengan EDM atau pop modern

Nah, siapa bilang musik tradisional nggak bisa gaul?


15. Kesimpulan: Nada-Nada yang Tak Boleh Hilang

Alat musik Sumatra Selatan bukan sekadar benda kuno. Ia adalah suara masa lalu yang terus hidup dalam budaya. Dari gendang hingga serunai, semuanya punya kisah, makna, dan peran dalam membentuk identitas masyarakat.

Jadi, yuk kita lestarikan! Bukan cuma dengan mendengar, tapi juga belajar, mengenal, dan memainkan.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa saja contoh alat musik Sumatra Selatan yang masih digunakan sampai sekarang?
Beberapa yang masih digunakan antara lain gendang melayu, gambus, rebab, dan kenong Basemah. Biasanya dimainkan dalam acara adat atau pertunjukan budaya.

2. Dari mana asal alat musik rebab di Sumatra Selatan?
Rebab diperkirakan berasal dari Timur Tengah, lalu menyebar ke Sumatra melalui jalur perdagangan dan penyebaran Islam.

3. Apa fungsi utama alat musik tradisional di Sumsel?
Fungsinya meliputi hiburan, pengiring upacara adat, media spiritual, hingga sarana komunikasi budaya.

4. Apakah anak muda Sumsel masih tertarik belajar alat musik tradisional?
Tertarik, terutama lewat komunitas seni, festival daerah, dan integrasi musik tradisional dalam kurikulum sekolah.

5. Apakah alat musik Sumsel digunakan dalam kolaborasi musik modern?
Ya, beberapa musisi lokal sudah menggabungkan suara tradisional dengan genre modern seperti jazz, pop, dan elektronik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top